Selasa, 14 Februari 2012

Jujur Belum Tentu Benar

Pada waktu masuk bulan Ramadhan, Nashrudin membeli sebuah kantong. Ia ingin mengisi kantong itu dengan sebuah kerikil setiap harinya, untuk menghitung hari-hari Ramadhan yang akan dijalani, agar tidak menyamai cara penghitungan Ramadhan yang dilakukan oleh orang-orang. Setelah beberapa hari Ramadhan, putrinya yang masih kecil mengetahui apa yang dilakukan ayahnya itu. Lalu, tanpa sepengetahuan Nashrudin, putrinya itu mengambil segenggam kerikil dan memasukkannya ke dalam kantong.

Suatu hari, orang -orang berselisih mengenai tanggal Ramadhan yang telah lewat. Nashrudin yang dimintai pendapat oleh mereka segera berkata, "Tunggu sebentar, aku akan memberikan hitungan yang tepat!" Ia bergegas pulang ke rumah dengan gembira, lalu menuang semua isi kantongnya. Ternyata jumlah kerikil mencapai 120 butir, dan ia menganggap itu terlalu banyak. Ia berkata, "Kalau aku berkata jujur kepada mereka, pasti mereka akan menganggap aku tolol. Sebaiknya jumlah ini aku bagi menjadi dua saja."

Kemudian Nashrudin keluar menemui mereka dan berkata, "Ini hari ke 60 dari bulan Ramadhan." Mereka semua tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban tersebut. Mereka berkata, "Sejak kapan bulan lebih dari 30 hari? Namun Nashrudin menjawab, "Celaka kalian! Aku berbuat jujur, mengapa kalian menertawakanku? Kalau aku katakan yang sebenarnya kepada kalian menurut jumlah kerikil di kantongku, maka sekarang adalah hari ke 120. Maka terimalah apa yang sudah aku putuskan. Itulah yang terbaik!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar