Dikisahkan suatu ketika Bilal seperti biasa mengumandangkan adzan subuh. Biasanya sebelum adzan selesai, Rasulullah sudah berada didalam masjid untuk kemudian memimpin sholat berjamaah bersama para sahabat, Namun tidak seperti biasanya, Rasulullah belum hadir meskipun bilal sudah menyelesaikan kalimat terakhir adzannya.
Setelah di tunggu beberapa saat oleh Bilal dan para
sahabatnya, Rasulullah juga tidak muncul di masjid. Akhirnya, karena
kawatir terjadi sesuatu , maka Bilal pun memutuskan menjemput nabi, yang
rumahnya bersebelahan dengan masjid tersebut.
Pintu bilik rumah nabi diketuk-ketuk oleh Bilal
sambil mengucapkan salam. Tidak langsung ada jawaban dari dalam bilik.
Namun sejurus kemudian mempersilakan Bilal masuk.
Apakah yang dilihat Bilal? Ia melihat Rasulullah
dalam keadaan yang sangat mengharukan. Air mata berlinangan di pipi
beliau. Matanya sembab menunjukkan betapa beliau telah menangis cukup
lama semalaman.
Karena khawatir melihat kondisi Nabi, maka Bilal
pun bertanya kepada beliau, ”Ada apakah gerangan sehingga Rasulullah
menangis seperti itu. Apakah Nabi sakit. Atau Nabi ditegur oleh Allah.
Ataukah ada kejadian hebat lainnya?” Maka rasulullah menjawab bahwa
beliau semalam telah menerima wahyu dari Allah QS Ali Imran 190-191
yaitu :
“Sesungguhnya didalam penciptaan langit dan bumi
dan pergantian siang dan malam hari terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah
bagi (orang yang disebut) Ulil Albab. Yaitu orang-orang yang selalu
ingat kepada Allah dalam keadaan berdiri,duduk, dan berbaring dan ia
selalu berpikir tentang penciptaan langit dan bumi. Kemudian dia
mengatakan : Ya Tuhanku tidak ada yang sia-sia segala yang kau ciptakan
ini. Maha suci Engkau,maka hindarkanlah kami dari siksa api neraka.”
…
Tidak pernah Rasulullah menangis sehebat itu.
Bahkan ketika kehilangan orang-orang yang sangat dicintainya. Ataupun
ketika beliau mengalami tekanan-tekanan yang sangat berat dari kaum
kafir yang menentangnya. Tangisan Rasulullah yang berlangsung semalaman
terjadi sesaat setelah beliau menerima wahyu dari Allah tersebut.
Keajaiban penciptaan langit dan bumi
Pernahkah kita keluar di malam hari. Di tempat yang
terbuka dan sedikit gelap arahkan pandangan ke langit. Kalau langit
sedang cerah, kita akan bisa melihat bintang-bintang bertaburan di
angkasa raya.
Pernahkah kita bayangkan bahwa bintang-bintang itu
adalah matahari seperti matahari yang kita miliki di tata surya kita.
Karena begitu jauhnya jarak matahari itu dengan bumi kita, maka
kelihatan sangat kecil dan berkedip-kedip. Tapi sesungguhnya
bintang-bintang itu adalah matahari. Bahkan banyak yang ukurannya jauh
lebih besar dari matahari kita.
Matahari yang kita miliki ini diameternya sekitar
200 kali bumi. Isinya adalah gas hydrogen yang sedang bereaksi secara
termonuklir menjadi gas helium. Sedangkan bintang-bintang itu ada yang
besarnya berpuluh kali dibandingkan dengan besarnya matahri kita. Yang
paling besar diketemukan oleh astronom adalah bintang Mu-Cepe, yaitu
skitar 1500 kali matahari kita, alias ratusan ribu kali besarnya bumi.
Begitu besar ukurannya tetapi kelihatan begitu
kecilnya. Ya, semua itu karena jarak bintang-bintang itu sangat jauh
dari bumi. Berapa jarak bintang yang paling dekat dengan bumi?informasi
astronomi mengatkan jaraknya sekitar 8 tahun cahaya. Apakah artinya
cahaya saja membutuhkan waktu 8 tahun untuk menuju bintang yang paling
dekat itu.
Jadi berapa kilometer? Mari kita hitung. Kecepatan
cahaya adalah 300.000 km/detik. Jadi kalau cahaya membutuhkan waktu 8
tahun,berarti jaraknya adalah 8 th x 365 hr x 24 jam x 60 menit x 60
detikx 300.000 km = 75.686.400.000.000 km atau sekitar 75 triliun
kilometer. Sungguh jarak yang tidak pernah terbayangkan dalam kehidupan
kita.
Bisakah kita pergi kesana...? Di atas kertas
mungkin saja. Tetapi memakan waktu berapa lama...? Marilah kita hitung.
Andaikan sja kita naik pesawat ulang alik challenger atau Colombia yang
mempunyai kecepatan 20 ribu km per jam. Berapa lama kita akan sampai di
bintang tersebut.....? Ternyata kita membutuhkan waktu 428 tahun kita
baru sampai di sana.kita membutuhkan 5-6 generasi untuk sampai di sana.
Subhanallah.
Padahal jumlah bintang di alam semesta ini
triliunan. Sehingga bumi yang kita tinggali ini juga tidak ada
apa-apanya. Bumi bagaikan sebuah debu di hamparan ‘jagad padang pasir’
semesta. Di atas bumi yang bagaikan debu itulah miliaran manusia hidup
dengan segala aktifitas dan kesombongannya! Masya Allah, sungguh begitu
kecil kita dan luar biasa dahsyatnya kekuasaan Allah. Sungguh wajarlah
bila nabi menjadi tersedu-sedu ketika menerima wahyu tentang kekuasaan
Allah tersebut diatas.
Ada lagi yang sangat unik ketika mengamati
bintang-bintang di angkasa . Sebagaimana kita telah bahas di atas bahwa
bintang-bintang itu jaraknya sangat beragam, mulai dari matahari yang
jaraknya 8 menit cahaya, bintang yang berjarak 8 tahun cahaya, sampai
yang berjarak 10 miliar tahun cahaya.
Pernahkah anda bayangkan, bahwa matahari yang kita
lihat setiap pagi itu adalah matahari 8 menit yang lalu....? Bukan
matahari yang sekarang! Kenapa demikian....? Ya, karena sinar matahari
memerlukan waktu 8 menit untuk mencapai bumi, yang berjarak 150 juta km
dari matahari. Berarti matahari yang kita lihat pada saat itu adalah
matahari 8 menit yang lalu! Aneh bukan....?
Begitu juga ketika kita melihat bintang yang
berjarak 8 tahun cahaya. Bintang yang sedang kita lihat itu bukanlah
bintang pada saat ini melainkan bintang pada saat 8 tahun yang lalu.
Karena sinar yang sampai di mata kita itu adalah sinar yang sudah
melakukan perjalanan sejauh 8 tahun cahaya. Bukankah sinar butuh waktu
untuk menempuh jarak?
Tidak berbeda dengan bintang-bintang yang berjarak
lebih jauh lagi. Kalau kita mengamati bintang berjarak 100 juta tahun
cahaya, maka sebenarnya yang sedang kita amati adalah kondisi 100 juta
tahun yang lalu.
Jadi kalau kita amati bintang-bintang pada malam
hari, sebenarnya kita bukan melihat langit yang sekarang saja. Tetapi
pada saat bersamaan sedang melihat langit sekarang,langit 1000 tahun
yang lalu, langit 1 juta tahun yang lalu, dan bahkan langit 10 miliar
tahun yang lalu...! Subhanallah.
Sungguh kekuasaan Allah sangatlah besar terhadap
alam semesta ini termasuk kita di dalam bumi yang seperti debu ini di
hamparan jagad padang pasir semesta. Maka sangatlah tidak sepantasnya
kita berlaku sombong dan membangga-bangakan diri.
Astaghfirullahal 'Adziim… Hamba memohon ampunanMu
Ya Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar