Akhirnya malam pun
semakin larut, sang pencuri
lapar. Keluarlah dia dari
Masjid demi melupakan rasa laparnya. Di suatu gang
tempat dia
berjalan, dia mendapati suatu rumah yang pintunya agak terbuka. Dengan
insting pencurinya yang tajam ia dapat melihat dalam gelap bahwa pintu
itu tidak terkunci...dan timbullah peperangan dalam hatinya untuk
mencuri atau tidak. Tidak, ia merasa tidak boleh mencuri lagi. Namun
tiba-tiba timbul bisikan aneh : "Jika kamu tidak mencuri mungkin akan
ada pencuri lainnya yang belum tentu seperti kamu". Menjadi berfikirlah
dia, maka diputuskan dia hendak memberitahukan/mengingatkan pemiliknya
di dalam agar mengunci pintu rumahnya, karena sudah lewat tengah malam.
Dia hendak memberi salam namun timbul kembali suara tadi : "Hei pemuda!
bagaimana kalau ternyata di dalam ada pencuri dan pintu ini ternyata
adalah pencuri itu yang membuka, bila engkau mengucap salam ... akan
kagetlah dia dan bersembunyi, alangkah baiknya jika engkau masuk
diam-diam dan memergoki dia dengan menangkap basahnya !" Ah.. benar
juga, pikirnya. Maka masuklah ia dengan tanpa suara... Ruangan rumah
tersebut agak luas, dilihatnya berkeliling ada satu meja yang penuh
makanan - timbul keinginannya untuk mencuri lagi, namun segera ia sadar -
tidak, ia tidak boleh mencuri lagi. Masuklah ia dengan hati-hati, hehhh
...syukurlah tidak ada pencuri berarti memang sang pemilik yang lalai
mengunci pintu. Sekarang tinggal memberitahukan kepada pemilik rumah
tentang kelalaiannya, tiba-tiba terdengar suara mendengkur halus dari
sudut ruang....Ahh ternyata ada yang tidur mungkin sang pemilik dan
sepertinya perempuan cantik. Tanpa dia sadari kakinya melangkah
mendekati tempat tidur, perasaannya berkecamuk, macam-macam yang ada
dalam hatinya. Kecantikan, tidak lengkapnya busana tidur yang menutup
sang wanita membuat timbul hasrat kotor dalam dirinya. Begitu besarnya
hingga keluar keringat dinginnya, seakan jelas ia mendengar jantungnya
berdetak kencang didadanya, serta tak dia sangka ia sudah duduk mematung
disamping tempat tidur...Tidak, aku tidak boleh melakukan ini aku ingin
bertaubat dan tidak mau menambah dosa yang ada, tidakk !! Segera ia
memutar badannya untuk pergi. Akan ia ketuk dan beri salam dari luar
sebagaimana tadi. Ketika akan menuju pintu keluar ia melalui meja makan
tadi, tiba-tiba terdengar bunyi dalam perutnya...ia lapar. Timbullah
suara aneh tadi : "Bagus hei pemuda yang baik, bagaimana ringankah
sekarang perasaanmu setelah melawan hawa nafsu birahimu?" Eh-eh, ya.
Alhamdulillah ada rasa bangga dalam hati ini dapat berbuat kebaikan dan
niat perbuatan pemberitahuan ini akan sangat terpuji. Pikir sang pemuda.
Suara itu berkata :"Maka sudah sepatutnya engkau memperoleh ganjaran
dari sang pemilik rumah atas niat baikmu itu, ambillah sedikit makanan
untuk menganjal perutmu agar tidak timbul perasaan dan keinginan mencuri
lagi!!" Berpikirlah dia merenung sebentar, patutkah ia berbuat begitu?
"Hei - tiba2x ia tersadar serta berucap dalam hati - engkau dari tadi
yang berbicara dan memberi nasihat kepadaku? Tapi nasihatmu itu telah
menjadikan aku menjadi tamu tidak diundang seperti ini, tidak.. aku
tidak akan mendengarkan nasihatmu. Bila engkau Tuhan, tidak akan memberi
nasihat seperti ini. Pasti engkau Syaithon....(hening). Celaka aku,
bila ada orang yang di luar dan melihat perbuatanku .... aku harus
keluar." Maka tergesa-gesa ia keluar rumah wanita tersebut, ketika tiba
dihadapan pintu ia mengetuk keras dan mengucap salam yang terdengar
serak menakutkan. Semakin khawatir ia akan suaranya yang berubah,
setelah itu tanpa memastikan pemiliknya mendengar atau tidak ia kembali
menuju masjid dengan perasaan galau namun lega, karena tidak ada orang
yang memergoki dia melakukan apa yang disarankan suara aneh tadi.
Sesampai dimasjid, ia melihat Nabi saw sedang berdiri sholat. Di sudut
ruang ada seorang yang membaca al qur-aan dengan khusyu' sambil
meneteskan air mata, di sudut-sudut terdapat para shahabat dan kaum
shuffah tidur. Dingin sekali malam ini, lapar sekali perut ini teringat
lagi ia akan pengalaman yang baru dia alami, bersyukur ia atas
pertolongan Allah yang menguatkan hatinya. Tapi ... tidak di dengar
bisikan Allah di hatinya, apakah Allah marah kepadaku? Lalu ia
menghampiri sudut ruang masjid duduk dekat pintu, dekat orang yang
membaca al qur-aan. Ditengah melamunnya ia mendengar sayup namun jelas
bait-bait ayat suci ......
Dan mereka
semuanya (di padang
Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah
orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong:"Sesungguhnya
kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan
dari pada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja Mereka
menjawab:"Seandainya Allah memberi petunuk kepada kami, niscaya kami
dapat memberi petunjuk kepadam.Sama saja bagi kita apakah kita mengeluh
ataukah bersabar.Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan
diri". (QS. 14:21)
Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah
diselesaikan:"Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang
benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku
menyalahinya.Sekali-kali tidak kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan
(sekedar) aku menyeru kamulalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu
janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri.Aku
sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat
menolongku.Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu
mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya
orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. (QS. 14:22)
Bergetarlah hatinya mendengar perkataan Allah yang di dengarnya,
berkatalah ia "Engkau berbicara kepadakukah, ya Allah?" Serasa lapang
hatinya, semakin asyik dia mendengarkan bacaan suci itu, maka lupalah ia
akan laparnya, segar rasanya badannya. Cukup lama ia mendengarkan
bacaan orang itu hingga tiba-tiba tersentak ia karena bacaan itu
dihentikan berganti dengan ucapan menjawab salam. Terlihat olehnya pula
bahwa pria itu menjawab salam seseorang wanita dan seorang tua yang
masuk langsung menuju tempat Nabi Muhammad SAW sedang duduk berdzikir,
dan wajah wanita itu ... adalah wajah wanita tadi !!!??? Timbul gelisah
hatinya, apakah tadi ketika ia berada diruangan itu sang wanita
pura-pura tidur dan melihat wajahnya? Ataukah ada orang yang diam-diam
melihatnya, mungkin laki-laki tua yang bersamanya adalah orang yang
diam-diam memergokinya ketika ia keluar dan mengetuk pintu rumah itu?
Ahh ... celaka, celaka. Namun gemetar tubuhnya, tidak mampu ia
menggerakkan anggota tubuhnya untuk bersembunyi atau pergi apalagi
tampak olehnya pria yang tadi membaca al Qur-aan hendak tidur dan tak
lamapun mendengkur. Dan ia lihat mereka sudah berbicara dengan Nabi
saw.... celaka, pikirnya panik !!
Hampir celentang
jantuh ia ketika terdengar suara Nabi Muhammad SAW. : "Hai Fulan,
kemarilah !" Dengan pelahan dan perasaan takut ia mendekat. Ia berusaha
menyembunyikan
wajahnya. Ia mendengar sang perempuan
masih berbicara kepada Nabi Muhammad SAW. katanya : "...benar ya
Rosulullah, saya sangat takut pada saat itu saya bermimpi rumah saya
kemasukan orang yang hendak mencuri, dia mendekati saya dan hendak
memperkosa saya, ketika saya berontak ... ternyata itu hanya mimpi.
Namun ketika saya melihat sekelilingnya ternyata pintu rumah saya
terbuka sebagaimana mimpi saya dan ada suara menyeramkan yang membuat
saya takut. Maka segera saya menuju rumah paman saya untuk meminta
dicarikan suami buat saya, agar kejadian yang dimimpi saya tidak terjadi
bila saya ada suami yang melindungi. Sehingga beliau mengajak saya
menemui engkau disini agar memilihkan calon suami untuk saya". Nabi saw
memandang kepada si pemuda bekas pencuri, lalu berkata : "Hai Fulan,
karena tidak ada pria yang bangun kecuali engkau saat ini maka aku
tawarkan padamu, maukah engkau menjadi suaminya?" Terkejut ia mendengar
itu, cepat mengangguklah ia. Dan setelah sholat shubuh Nabi saw
mengumumkan hal ini dan meminta para shahabat mengumpulkan dana untuk
mengadakan pernikahan dan pembayaran mas kawin si pemuda ini.
Setelah pernikahannya,
tahulah ia akan arti
perkataan Nabi Muhammad yang lalu :
"Barangsiapa meninggalkan
sesuatu yang haram karena Allah, maka
suatu ketika dia akan memperoleh yang Haram itu dalam keadaan halal".
Sekarang ia dapat memakan makanan yang tadi dengan halal (dahulunya
haram), dan ia dapat menikmati wanita itu sebagai isterinya dengan
halal. Allahu Akbar, wal Hamdu Lillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar