Selasa, 14 Februari 2012

Fenomena Lembaga Dakwah Kampus

Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Fenomena Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang dari dulu hingga detik ini masih sangat minim diminati oleh mayoritas mahasiswa muslim perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Anggapan bahwa mereka yang duduk dalam suatu civitas organisasi kerohanian kampus hanya kalangan tertentu yang memang telah mumpuni dalam hal kerohanian masih sangat kental bagi sebagian besar mahasiswa. Di samping itu progresivitas gaya hidup yang kian mengarah pada hedonisme keduniaan semakin memperlemah gerak langkah “calon aktivis Lembaga Dakwah Kampus” yang sebenarnya ingin mendalami konsep keislaman melalui organisasi tersebut. Mereka cenderung tertarik pada hal ataupun aktivitas yang berbau keduniaan bahkan sampai pada aktivitas yang sangat bertentangan dengan tendensi kerohanian islam. Narkoba, hubungan intim di luar nikah, tawuran, kenakalan remaja sampai pada tindak kriminal yang sejatinya tidak pantas dilakukan oleh kaum yang notabene dikatakan berpendidikan oleh masyarakat awam yang tidak lain adalah MAHASISWA
Apabila telah banyak terjadi penyimpangan sisi-sisi keislaman di kalangan mahasiswa, LALU UNTUK APA LEMBAGA DAKWAH TIAP KAMPUS TETAP ADA ? DIMANA PERAN SERTA MEREKA KETIKA SAUDARA-SAUDARA KITA TELAH JAUH DARI SISI KEISLAMAN ?
Bukankah telah tercatat dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) mereka bahwa yang tertulis pada kolom Agama ialah ISLAM ?
Bukankah latar belakang keluarga mereka berasal dari kelompok yang bernama ISLAM ?
Bukankah ketika lahir mereka dikumandangkan Azan dan Iqomah yang tidak lain hanya ada pada agama ISLAM ?
Bukankah ketika mereka WAFAT mereka dimandikan, disholati, dikuburkan yang tidak ada tuntunannya dalam agama lain selain agama ISLAM ?
Kapan Negara Kesatuan Republik Indonesia akan bisa maju jika para generasi penerus bangsanya telah rusak dan jauh dari nilai-nilai moralitas kebangsaan ?
Tak sadarkah kita bahwa orang-orang kafir sedang menggerogoti keimanan masyarakat muslim di Indonesia melalui berbagai cara ?
Tahukah anda, orang-orang kafir mendirikan Perguruan Tinggi sesuai agamanya masing-masing. Saudara-saudara muslim kita pun ternyata ada dalam perguruan tinggi tersebut. Dan yang lebih patut kita sayangkan ternyata pihak perguruan tinggi yang bersangkutan MEWAJIBKAN KEPADA SEMUA MAHASISWANYA UNTUK MENGIKUTI MATA KULIAH AGAMA YANG BERSANGKUTAN.
Bagaimana nasib saudara-saudara kita disana yang secara langsung mendapat doktrin agama orang kafir ?
MENGAPA SAMPAI DEMIKIAN ???
 RENUNGKANLAH . . .

Jargon” PERERAT UKHUWWAH ISLAMIYAH” yang digemborkan masing-masing Lembaga Dakwah Kampus hanya sebatas omongan yang pada kenyataannya tetap saja sangat kontradiktif dengan apa yang mereka ucapkan, banyak faktor yang mempengaruhi mengapa setiap Lembaga Dakwah Kampus di seluruh Indonesia masih sangat minim diminati oleh mayoritas mahasiswa di kampusnya.

1.   KURANGNYA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEJAK DINI
Sebagian besar mahasiswa berasal dari keluarga yang berpendidikan (kalau tidak orang tuanya yaa.. saudara atau kerabatnya), sehingga sudah barang tentu mereka memahami untuk apa mereka melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Namun masih banyak dari mereka yang ketika usia dini belum mendapatkan pemahaman islam yang telah mendalam sehingga tetap mengakar di hatinya sampai kapanpun. Menjelang usia akhir balita mereka dimasukkan ke dalam Taman Kanak-kanak Umum, masuk usia 5-7 tahun sudah masuk SD, dalam usia –usia anak SD sebenarnya sudah sangat cocok dan bagi orang tua harus sudah menanamkan islam dalam hatinya namun karena mereka enggan atau bahkan mungkin tak sempat hingga akhirnya mereka menginjak usia SMP belum tersentuh perhatian agama oleh orang tuanya, saat usia SMP dan SMA pun mereka masih minim dalam mendapat pendidikan agama islam baik dari orang tua maupun dari lingkungan sekitarnya. Akibatnya banyak dari mereka yang enggan, lupa, malas atau bahkan sama sekali tidak pernah sholat setiap harinya. Padahal Rasulullah SAW menganjurkan jika anak sudah usia 7 tahun belum menunaikan sholat maka orang tua berhak memukulinya (dengan tidak sampai melukai anak). Dalam masalah membaca Al Qur`an pun masih jauh dari kata fasih dan lancar. Itu semua tidak lain dan tidak bukan karena minimnya penanaman nilai-nilai Islam pada diri anak, hingga sampai pada usia perkuliahan pun hal-hal yang demikian masih saja terjadi.

2. KURANGNYA KESADARAN AKAN KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU AGAMA BAGI SETIAP MUSLIM
Rasulullah Shallallahu`alaihi Wasallam telah bersabda bahwa “Menuntut Ilmu itu hukumnya wajib bagi seorang muslim”. Namun nyatanya Sunnah Rasul yang satu ini masih banyak disepelekan oleh sebagian besar masyarkat muslim khususnya kalangan mahasiswa. Mereka hanya asyik mencari ilmu dunia dengan harapan bisa untuk memenuhi segala kebutuhan hidup di kelak kemudian hari. APAKAH HANYA ITU ?
Tak sadarkah kita bahwa kehidupan yang kekal hanyalah di akhirat nanti ?
Tak sadarkah kita bahwa kita tidak bisa selamanya hidup di dunia ini ?
Tak sadarkah kita bahwa semua harta dan perihal keduniaan tidak akan dibawa ketika manusia telah mati ?

3.  PERPECAHAN ANTAR GERAKAN ISLAM
Pelangi dalam islam memang ada dan akan tetap ada hingga hari akhir nanti, karena itu merupakan Sunnatullah yang telah dinyatakan oleh Rasulullah Sahallallahu`alaihi Wasallam. Para mahasiswa berasal dari latar belakang pemahaman islam yang berbeda-beda. MUNGKINKAH PEMAHAMAN MASING-MASING GERAKAN ISLAM DISATUKAN ???
Penulis menjawab, “TIDAK MUNGKIN”. Masing-masing punya landasan hukum dalam melakukan aktvitas ibadah melalui pemahaman Al- Qur`an dan As Sunnah. SELAMA MASING-MASING MEMEGANG TEGUH PRINSIPNYA, TIDAK MENYALAHKAN, TIDAK MENYUDUTKAN PIHAK LAIN SERTA TIDAK MEMAKSAKAN DOKTRIN PEMAHAMAN ISLAMNYA KEPADA KELOMPOK LAIN, INSYA ALLAH UKHUWWAH ISLAMIYYAH AKAN TETAP TERJAGA SEPANJANG MASA. Penulis ambil contoh dua gerakan Islam yang dianut oleh mayoritas penduduk muslim di Indonesia yaitu NAHDHATUL ULAMA dengan tokohnya KH.Hasyim Asy`ari dan MUHAMMADIYYAH dengan tokohnya KH.Ahmad Dahlan merupakan dua gerakan Islam yang muncul sebelum Indonesia merdeka. Kegigihan dan keluwesan para pendiri gerakan Islam tersebut telah membawa sisi positif dimana Indonesia menjadi Negara Berpenduduk Muslim terbesar di Dunia. Toleransi diantara keduanya sangat hangat, hal itu memang dicontohkan oleh kedua tokoh pendiri gerakan islam tersebut. Memang benar bahwa kedua gerakan tersebut telah banyak mendirikan perguruan tinggi di seluruh nusantara. Namun ukhuwwah antar keduanya tetap terjaga.
Sekarang ini telah ada gerakan Islam yang muncul dan HENDAK MENGGEROGOTI PEMAHAMAN ISLAM YANG DIYAKINI OLEH NU DAN MUHAMMADIYYAH.
Penulis ambil contoh gerakan Islam Transnasional SALAFI dengan tokohnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, berpusat di Saudi Arabia dan IKHWANUL MUSLIMIN dengan tokohnya Sayyid Quthb, berpusat di Mesir. Ada juga gerakan Islam yang menginginkan berdirinya Khalifah Islam di Negara Kesatuan Republik Indonesia secara terang-terangan, sebut saja HIZBUT TAHRIR INDONESIA (HTI) dengan tokohnya Syaikh Taqiyyuddin An-Nabhani dan NEGARA ISLAM INDONESIA (NII) dengan tokohnya SM Kartosuwiryo. Telah banyak para mahasiswa yang menjadi aktivis Gerakan HTI, dan yang baru-baru ini sedang hangat ialah isu BRAIN WASH (Pencucian Otak) yang dilakukan oleh kelompok NII kepada mahasiswa agar mau dijadikan sebagai anggotanya serta melakukan tindakan teror terhadap pemerintah Republik Indonesia.

Kembali kepada gerakan islam SALAFI dan IKHWANUL MUSLIMIN. Kedua gerakan ini telah menguasai sebagian besar Lembaga Dakwah Kampus di seluruh Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia, bahkan sudah masuk dalam birokrasi Perguruan Tinggi yang bersangkutan yaitu dibuktikan dengan ADANYA KURIKULUM YANG BERISI PEMAHAMAN DOKTRIN YANG BERSANGKUTAN. Karakteristik Salafi agak keras dibandingkan dengan Ikhwanul Muslimin yang lebih halus dalam berdakwah. Salafi menggemborkan “Berantas Syirik, khurafat dan Bid`ah (yang tentunya sesuai dengan pemahaman Salafi)”. Mereka menyerang  sepihak kepada gerakan Islam lainnya yang tidak sepemahaman dengannya. Tetapi ketika mereka diajak diskusi untuk melurusakan tuduhan-tuduhan yang dilontarkannya kepada gerakan lain, mereka beralasan “tidak mau berdebat”, padahal apa yang telah dituduhkan mereka harus bisa dipertanggungjawabkan kepada publik agar masyarakat tidak hanya sepihak mendapat doktrin dari mereka. Sedangkan Ikhawanul Muslimin sekarang telah melebarkan sayapnya melalui lembaga pendidikan seperti SMA/SMK dan sampai pada perguruan tinggi. Di samping itu mereka juga telah masuk dalam salah satu Partai Nasional yang sekarang ada dalam kursi wakil rakyat. Dakwah mereka cukup halus dan bahkan sangat halus. LIQO atau pertemuan jama`ah kepada murabbinya menjadi ikon keberhasilan dakwah mereka. Sasaran mereka ialah para pelajar SMP dan SMA serta para Mahasiswa yang sejatinya sudah mempunyai bekal pemahaman Islam sejak dini.
Pada hakikatnya tidak masalah jika mereka berdakwah kepada orang-orang yang memang belum mendalami Islam secara menyeluruh DENGAN TETAP TIDAK MENYALAHKAN, TIDAK MENYUDUTKAN PIHAK LAIN SERTA TIDAK MEMAKSAKAN DOKTRIN PEMAHAMAN ISLAMNYA KEPADA KELOMPOK LAIN,  namun ketika hal itu dilanggar JUSTRU AKAN MENCEDERAI UKHUWWAH ISLAMIYYAH YANG SEBENARNYA.

MARI KITA PERERAT BENTENG UKHUWWAH ISLAMIYYAH !

Dari ketiga faktor yang hanya bisa disebutkan penulis di atas itulah yang menyebabkan mengapa para mahasiswa terkadang enggan menjadi aktivis dakwah kampus. Sebab sebenarnya sasaran dakwah bagi masing-masing LDK itu mereka-mereka yang masih jarang sholat, mereka-mereka yang belum bisa baca Al Qur`an, mereka-mereka yang masih suka bermaksiat, mereka-mereka yang telah jauh dari Tuhan-Nya. Itulah tendensi dakwah sesuai dengan firman Allah :

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ
بِالْمُهْتَدِينَ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS. An-Nahl : 125)

Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca, silahkan sampaikan saran atau kritik di komentar notes ini, jika ingin secara pribadi silahkan lewat inbox saja
Terima kasih buat yg sudah menjadi Dosen, staf pengajar di Sekolah2, maupun para aktivis dakwah di kampusnya maupun lingkungan kerjanya masing-masing

^_^

Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar