Selasa, 14 Februari 2012

Ketika Nurani Dipertanyakan

 
Indonesia, begitulah negara yg berpenduduk sekitar 220 jutaan memiliki corak keanekaragaman budaya berbeda-beda. Negeri sebesar ini tentunya diharuskan dikelola oleh para pemimpin yg baik. Namun siapa sangka pernyataan itu tak sesuai kenyataan. Janji-janji politikus sewaktu kampanye bak seperti gula dengan kemanisannya mampu memukau ribuan semut di sekelilingnya. Mari kita amati kenyataan negeri sekarang ini.

Gaji anggota DPR terdiri dari:
1. Gaji pokok = 15.510.000
2. Tunjangan listrik = 5.496.000
3. Tunjangan aspirasi = 7.200.000
4. Tunjangan kehormatan = 3.150.000
5. Tunjangan komunikasi = 12.000.000
6. Tunjangan pengawasan = 2.100.000
Total per bulan = Rp 46.100.000,-
Total per tahun = Rp 554.000.000,-

Ini belum ditaMBah pengeluaran non bulanan yg antara lain
1. Gaji ke-13 = 16.400.000
2. Dana pembahasan RUU per kegiatan = 5.000.000
3. Dana Intensif legislatif = 1.000.000
4. Dana Penyerapan (reses) = 31.500.000
Ada 4x reses jadi total 4x5.000.000 = 118.000.000

Jumlah total keseluruhan dengan dana-dana lainnya per tahun sekitar Rp 761.000.000,- dikalikan dengan 560 anggota DPR menjadi Rp 426.160.000.000,-
Jika kita mengasumsikan semua anggota DPR menyisihkan 2,5 % dari gaji per tahun untuk Zakat maka akan diperoleh Rp 10.654.000.000,- sangat cukup untuk memberi makan ribuan warga miskin di ibukota.

Akhir-akhir ini masih hangat pembahasan dana aspirasi tiap anggota DPR sekitar 15 miliar, jika dikalikan dengan 560 anggota mencapai Rp 8,4 Trilyun.
Beberapa waktu yang lalu juga dibahas mengenai anggaran perbaikan gedung DPR senilai Rp 1,8 Trilyun.

Jika kedua rencana itu dilaksanakan jumlah dana mencapai Rp 10,2 Trilyun
Cukup untuk mengucurkan dana ke 31.500 desa tertinggal masing-masing Rp 323.800.000,-


Semoga negeri ini mampu mencapai “BALDATUN THOYYIBATUN WA ROBBUN GHOFUR”

Dikutip dari berbagai sumber
Alfaqir : Imron Rosyadi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar