Selasa, 14 Februari 2012

Resep Bahagia


Dalam kehidupan sehari-hari manusia mengalami keadaan hati yang berubah-ubah;
senang-susah, tawa-tangis, dihormati-dilecehkan, dipuji-dihina dan seterusnya.
Batas dari hal-hal yang menyenangkan dengan hal-hal yang menjengkelkan sangat tipis,
sehingga keadaan hati cepat berubah-ubah.
Sebenarnya untuk medapatkan hal-hal yang menyenangkan hati sangat mudah,
bila anda ingin bahagia,.. bahagiakanlah orang lain, bila anda ingin dihormati,..
hormatilah orang lain, bila anda ingin hidup senang,..senangkanlah hati orang lain.
Sebaliknya andapun dapat dengan mudah menjalani kehidupan yang menyebalkan,
yaitu dengan menyusahakan, menjengkelkan, melecehkan atau menghina orang lain.

Frank Mihalic bercerita dalam “The Millennium Stories” bahwa suatu hari seorang wanita
cantik berpakaian mahal mengeluh kepada psikiater, ia merasa hidupnya kosong tak berarti.
Sang psikiater berkata, ‘Aku akan memanggil Mary supaya ia bercerita bagaimana
ia menemukan kebahagiaan, dengarkanlah keterangannya baik-baik !’
Ia lalu memanggil wanita tua yang biasa mengepel lantai kantor, si wanita tua meletakkan
sapunya kemudian duduk dikursi dan memulai bercerita.
‘Well, suamiku meninggal karena malaria, tiga bulan kemudian satu-satunya anakku mati
tertabrak mobil, aku tidak memiliki siapa-siapa lagi, aku juga tidak mempunyai apa-apa.
Makan tidak enak, tidurpun tidak nyenyak, aku tidak bisa tersenyum kepada siapapun,
aku bahkan pernah berpikir untuk mengakhiri hidupku.’ Kata wanita itu.
‘Lalu pada suatu sore, seekor anak kucing mengikutiku pulang dari kerja,
aku merasa kasihan dengan kucing kecil itu, cuaca hari itu sangat dingin, lalu kubiarkan
ia masuk kedalam rumah, kuberi dia susu hangat dipiring kecil.
Kucing itu menjilat-jilat dengan lahap sampai piring itu bersih, ia lalu menggeram
dan menggosok-gosokkan badannya ketubuhku.
Menyaksikan ini aku tersenyum, itu adalah senyumku yang pertama setelah berbulan-bulan,
lalu aku merenung, jika aku membantu kucing kecil saja bisa membuatku tersenyum,
mungkin berbuat sesuatu untuk manusia bias membuatku bahagia.
Lalu keesokkan harinya aku membikin kue dan membawanya ketetanggaku yang lagi sakit,
kemudian setiap hari aku berbuat baik kepada siapa saja, melihat mereka senang,..
akupun menjadi bahagia.
Sekarang akupun tak tahu apakah ada orang yang tidur dan makan seenak aku..?
Aku telah menemukan kebahagiaan dengan membuat orang lain bahagia.’
Demikian akhir cerita di kantor Frank Mihalic.

Orang yang sedang dirundung kesedihan hendaknya menyibukkan diri dalam berbagai
kegiatan positif; misalnya kegiatan yang bermanfaat ‘bagi dirinya’ seperti berbagai macam
kegiatan ibadah, kesenian, rekreasi dan lain-lain.
Olah raga akan membuat tubuh memproduksi endorphin (stimulant) yang dapat membuat perasaan menjadi lebih baik, tenang dan tenteram.
Dia juga sebaiknya menyibukkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat
‘bagi orang lain’, yaitu berbagai kegiatan social, seperti menjenguk orang sakit,
menolong orang yang memerlukan, menghibur orang yang terkena musibah dan lain-lain.

Mengurung diri dikamar, termenung, berpangku tangan memikirkan musibah
yang barusan terjadi akan membuat kita terpuruk lebih dalam kejurang kesedihan.
Kesedihan yang berlarut-larut akan membuat seseorang mudah terserang penyakit jantung,
darah tinggi, gangguan pencernaan, diabetes, stroke dan lain-lain.
Menyendiri dan merenung dibolehkan bila dimaksudkan untuk :
• Menenangkan hati, meredakan emosi.
• Menjaga jarak dari mereka yang mendengki, sebab pertemuan dengan mereka
hanya akan memperkeruh dan menimbulkan niat-niat jahat.
• Menjaga diri agar tidak melihat pemandangan yang dapat membangkitkan
kenangan pahit.
• Memberi kesempatan kepada diri untuk merenung dan melakukan introspeksi.
• Menghimpun semangat hidup untuk bangkit kembali.
• Menempatkan diri ditengah orang-orang yang mencintai dirinya, seperti
anak, isteri dan sahabat karib.

Meski sedih merusak kebahagiannmu
Sungguh ia lagi menyiapkan kebahagiaan baru
Sedih menyapu seantero rumah
Mengosongkannya dari segala sesuatu
Lalu dari sumber kebaikan
Muncullah kebahagiaan baru
Sedih memburu
Mengusir dedaunan layu di kalbu
Sehingga daun-daun muda nan hijau dapat tumbuh
Sedih mencabut keakarnya kebahagiaan lama
Menumbuhkan kebahagiaan baru dari bawahnya.
(Breathing Truth; Jalaludin Rumi)

Kisah :
Abu Said Al Hudri RA meriwayatkan bahwa pada suatu hari Rosululloh SAW
masuk ke mesjid bertemu dengan seorang laki-laki Anshor bernama Abu Umamah.
“Ya Abu Umamah, sekarang bukan waktu sholat, mengapa engkau berada disini ?”
Tanya Rosululloh SAW.
“Aku sedang sedih dan dibelit banyak hutang, ya Rosululloh.” Jawab Abu Umamah.
“Maukah kuajarkan kepadamu satu kalimat yang bila kau ucapkan,
Alloh SWT akan menghilangkan kesedihan dan melunasi hutang-hutangmu ?”
“Tentu saja ya Rosululloh.”
Beliau bersabda; “Katakanlah pada waktu pagi dan sore :
Alloohumma innii a’uudzu bika minal hammi wal hazani, wa a’uudzu bika minal ajzi
wal kasali, wa a’uudzu bika minal jubni wal bukhli, wa a’uudzu bika min gholabatid dayni
wa qohrir rijaali.
Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari duka dan kesedihan,
dari ketidak berdayaan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan kikir,
dari lilitan hutang dan penindasan orang lain.
“Do’a itu kuamalkan dan Alloh SWT menghilangkan kesedihan dan melunasi
hutang-hutangku.” Jelas Abu Umamah. (HR. Abu Dawud, Bukhori, Tirmidzi, Nasa’i, Ahmad)

Mutiara Qur’an :

Alaa bi dzkrillaahi tathma-innul quluub. (QS. 13:28)
Ingat dengan berdzikir kepada Alloh, hati akan menjadi tenang.

Mutiara Hadits :

Barang siapa dari kalian berpagi hari dalam keadaan tenteram dirumahnya,
sehat badannya, memiliki makanan untuk hari itu, maka ia seperti memiliki dunia
dengan segenap isinya. (HR. Tirmidzi – Ibnu Majah)

Kata-Kata Bijak :

Rahasia kesuksesan adalah belajar memanfaatkan kesengsaraan dan kebahagiaan,
bukan sebaliknya, kalau anda berbuat demikian maka anda dapat mengendalikan
kehidupan, jika tidak maka kehidupan akan mengendalikanmu.

Hanya seperempat penderitaan dala kehidupan manusia disebabkan oleh unsur-unsur
luar yang tak bisa dikendalikan, sisanya disebabkan oleh kesalahan analisa kita
dan ketidak tenangan kita dalam mengatasinya. (George Holbrook Jackson)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar